Kawasan Tong Mesiu Eropa kembali memanas. Negara-negara anggota Uni Eropa di belahan Timur khawatir karena terjadinya konsentrasi militer Rusia di dekat Ukraina. Presiden Lituania Gitanas Nauseda, mengungkapkan, tindakan Moskow memicu situasi keamanan paling menakutkan sejak bubarnya era Uni Soviet.Tong Mesiu Eropa Memanas
Kondisi jadi semakin mendebarkan setelah Rusia akhirnya mendapatkan sanksi ekonomi dari Uni Eropa, 16 Desember lalu.
Hal itu lahir dari kesepakatan para pemimpin Eropa mengenai tindakan memperbaharui sanksi ekonomi yang sebelumnya pernah diarahkan pada Rusia akibat pencaplokan semenanjung Krimea.
Disepakati bahwa setiap paket sanksi baru mencakup korps perwira Rusia yang dianggap punya peranan dalam perencanaan invasi. Termasuk lingkaran langsung Presiden Rusia dan keluarga.
Dokumen kesepakatan itupun membuka kemungkinan pembekuan aset keuangan dan fisik kelompok tersebut dalam kawasan Eropa. Sanksi lain, berbentuk pelarangan perjalanan serta dikeluarkannya Rusia dari sistem pembayaran internasional SWIFT.
Ajak Rusia Berunding
Setidaknya, 27 negara anggota UE turut mendesak Moskow menghentikan gerakan pasukannya di sekitar perbatasan Ukraina. Rusia juga diminta untuk kembali ke meja perundingan dipimpin Jerman dan Prancis.
Selain itu, Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) juga menawarkan kerja sama dengan Rusia. Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada 17 Desember membuat proposal keamanan baru. Intinya, membangun kepercayaan baru jika Moskow mengurangi ketegangan dengan Ukraina.
Disisi lain, Rusia juga telah menyerahkan rancangan mengenai pengaturan keamanan yang ingin dinegosiasikan dengan Amerika Serikat dan dan NATO. Dari pihak NATO, Stoltenberg mengakui telah menerima dokumen tersebut. Namun menurut dia ''setiap dialog dengan Rusia perlu mempertimbangkan kekhawatiran NATO tentang aktivitas Rusia.''
Format Normandia, Dialog Empat Arah
Menyangkut persoalan Rusia-Ukraina itu, Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan pintu untuk berdiskusi masih terbuka.
Dialog empat arah yang melibatkan Paris, Berlin, Kyiv, dan Moskow, yang dikenal sebagai Format Normandia dipandang penting untuk digelar. Khususnya untuk melaksanakan kesepakatan Minsk 2015.****