Zelensky sebelumnya bersikeras bahwa hanya “penarikan penuh” pasukan Rusia dan pemulihan perbatasan Ukraina pada tahun 1991 yang akan menjadi prasyarat untuk perundingan perdamaian.
Dalam sebuah wawancara dengan Sky News pada hari Jumat, kepala koresponden Stuart Ramsay meminta Zelensky untuk mengomentari laporan baru-baru ini bahwa tim Presiden terpilih AS Donald Trump sedang mempertimbangkan untuk mengizinkan Rusia mempertahankan wilayah yang diklaim oleh Ukraina dengan imbalan Ukraina menjadi anggota NATO.
Zelensky mengakui Ukraina tidak bisa merebut kembali Krimea dengan kekerasan
Zelensky mengakui Ukraina tidak bisa merebut kembali Krimea dengan kekerasan
“Ukraina bergabung dengan NATO, namun Rusia mengambil kendali dan mempertahankan wilayah yang dimilikinya hingga saat ini. Apakah itu suatu kemungkinan?” Ramsay bertanya.
Zelensky mengatakan hal itu berpotensi menjadi landasan bagi gencatan senjata. “Jika kita ingin menghentikan fase panas perang, kita perlu mengambil alih wilayah Ukraina yang kita kendalikan di bawah payung NATO,” katanya.
“Kita perlu melakukannya dengan cepat. Dan kemudian di wilayah [yang diduduki] Ukraina, Ukraina bisa mendapatkan mereka kembali melalui cara diplomatis,” tambahnya.
Zelensky menekankan bahwa pengaturan ini tidak pernah secara resmi ditawarkan kepada Ukraina. Dia mengklarifikasi bahwa Kiev tidak akan secara resmi melepaskan klaimnya atas Krimea dan empat wilayah lain yang bergabung dengan Rusia setelah referendum masing-masing pada tahun 2014 dan 2022.***rt