Sehingga, yang paling memungkinkan adalah khalayak yang justru akan terkejut, jika mantan anggota DPRD Batubara tersebut tidak mencalonkan diri menjadi kepala daerah setempat. Karena pada hakekatnya, mengepalai pemerintahan adalah wujud langsung dari tanggungjawab dalam hal mengabdikan diri demi kemaslahatan umat. Itu tentu saja merupakan bagian dari misi rahmatan lil alamin yang melekat pada ajaran Islam.
Intinya, tidak boleh ada masyarakat yang tidak sejahtera, kalaupun belum mencapai titik paling ideal berupa kemakmuran yang merata. Rakyat Batubara secara umum jangan sampai terjerembab lagi ke jurang disparitas yang terjal di mana rasio angka nan kontras antara penduduk miskin dan mereka yang bergelimang kekayaan.
Rasio semacam itu bisa terjadi dengan bermacam alasan. Yang jelas, kesalahan manajemen pemerintahan oleh sosok yang tidak mampu memimpin akan menjadi faktor yang turut bertanggung jawab.
Sebagai salah seorang putra terbaik Batubara, wajar saja jika Alasari tampil berupaya merebut kekuasaan daerah di negeri tempatnya dilahirkan. Begitupun, semua itu akan punya relevansi bagaimana ia mampu menggalang dan menggandeng semua kalangan. Baik di jajaran partai politik yang bakal mengusung dan mendukung, akademisi, pelaku usaha dan kalangan khalayak ramai lainnya.
Artinya, jika semua potensi tergalang dan terbina dengan baik, agaknya keberhasilan yang diharapkan bersama sudah berada tepat di hadapan mata.****k.tandjong