Iklim yang sehat pada alam demokrasi, setidaknya ditandai dengan salah suatu indikator penting. Yaitu setiap individu punya kesempatan yang luas untuk memilih dan dipilih pada pemilu yang digelar. Tidak boleh ada paksaan maupun intimidasi.
Dalam kaitan itu, mendukung maupun tak mendukung, suka atau tak suka adalah hal biasa. Dalam skala pemerintahan daerah, misalnya, bupati/walikota tertentu yang pada periode lima tahun sebelumnya memimpin eksekutif, bisa saja kemudian justru tidak mendapatkan dukungan memadai untuk kembali ke tampuk kekuasaan untuk periode lima tahun berikutnya.
Di Batubara dalam situasi demokrasi yang relatif sehat itu, tak pelak, sejumlah nama mencuat jua dalam aneka pembicaraan/diskusi yang terjadi di publik; mulai dari kalangan muda hingga sosok-sosok yang selama ini dikenal malang-melintang dalam ranah birokrasi.
Namun tentu saja, bagi rakyat, harapan terpenting yang dijadikan alasan untuk menentukan pemimpinnya adalah dugaan kuat bahwa yang mereka dukung dapat membuat peluang kesejahteraan lebih terbuka lebar, bukan malah menitipkan beban yang harus ditanggung rakyat secara langsung maupun tak langsung.
Muhammad Rafik, mengungkapkan, nilai-nilai kultural yang hidup dan tumbuh di tengah-tengah masyarakat penting untuk jadi pertimbangan dalam apapun keputusan yang ada hubungannya dengan kebijakan pemerintah guna melaksanakan pembangunan.
Selain itu, yang tidak bisa ditawar adalah siapapun yang memimpin Batubara mendatang adalah sosok yang mampu bersikap adil yang tidak hanya sekadar mementingkan diri dan kelompoknya ketika kekuasaan berada di tangan.****k.tanjong
Tags:
Politik