Menyimak itu, publik wajar saja kemudian ingin mengetahui lebih jauh, seperti apa rupa-rupanya RDTR yang telah disusun oleh eksekutif lokal tersebut.
Terlebih-lebih lagi pada areal berdekatan dengan kawasan Kualatanjung, yang telah lama digadang-gadang menjadi global hub dengan ragam konstruksi pendukungnya.
Persoalannya, benarkah RDTR dimaksud telah sejati berpihak pada kepentingan masyarakat tempatan? Atau, jangan-jangan hal seperti itu menjadi sesuatu yang tidak cukup serius untuk diperhatikan?
Banyak pihak, tentu saja berharap agar pembangunan kawasan yang terselenggara, bukan hanya sekadar memberi ruang kepada korporasi yang pada hakekatnya menerakan profit sebagai harga mati.
Warga, yang kemungkinan harus angkat kaki dari tanah kelahirannya, akibat permukiman tempat mereka menjalankan aktifitas hidup dan kehidupannya, masuk dalam kawasan proyek, tentulah tidak boleh terbaikan nasibnya.
Harus ada permukiman dan perumahan yang layak bagi mereka. Plus, diberikannya fasilitas dan berbagai akses pada kemudahan berusaha, termasuk aneka insentif perekonomian.
Tidakkah elok, ketika gelaran aneka proyek pembangunan justru menjadi sesuatu yang menyenangkan hati rakyat?
Jika tidak, mungkin yang akan terjadi adalah perlawanan demi perlawanan.****
Tim Kilas8