Lembaga Adat Melayu Batubara menggelar Silaturahmi Adat sekaligus deklarasi organisasi penting itu. Perhelatan juga diperkaya aktivitas edukatif berupa diskusi panel mengenai budaya serta sejarah masyarakat dan pemerintahan lokal pada masa silam.
Silaturahmi dihadiri oleh sejumlah utusan adat dari komunitas Melayu yang berada di Pesisir Timur Sumatera Utara dan Propinsi Riau.
Ketua LAM Datuk Zainal Alwi pada sambutannya mengungkapkan pentingnya melestarikan adat dan budaya, khususnya Melayu tempatan. Hal itu, menurut dia dimulai dari sikap positif para pengurus, sehingga dapat jadi contoh masyarakat di sekitarnya.
Pada sesi pembukaan Zahir antara lain memaparkan, dalam kompleksitas persoalan yang dihadapi rumpun Melayu, perlu diambil langkah-langkah tersendiri. Misalnya, tentang kekhasan sandang yang dapat menjadi identitas tersendiri bagi warga Melayu di daerah itu.
Secara virtual. Profesor Djohar Arifin Husin, merespons positif kegiatan Lembaga Adat Melayu Batubara, apalagi ada unsur pemahaman sejarah dan budaya dalam diskusi yang digelar di Hotel Grand Malaka, Batubara 1 Oktober 2022 tersebut.
Diskusi panel juga kian menantang karena Doktor Ikhwan Azhari mengungkap mengenai kemungkinan bahwa sebentuk kerajaan pernah berdiri di Batubara sebelum abad keduapuluh.Sebentuk koin kuno, menurut dia, mengarah pada hal yang mengejutkan itu.****k.tanjong
Tags:
Melayu