Perupuk lekat pada ingatan awam disertai ragam alasan. Yang paling jamak agaknya karena di sana terdapat sebentuk pantai yang sempat menjadi lokasi pendaratan bala tentara Dai Nippon di era Perang Dunia ke-dua. Pantai itu, belakangan dinamai Pantai Sejarah.
Namun sejarah Perupuk jelas tak sebatas ekspansi militer Jepun berbendera Hinomaru. Eksistensi masyarakat Melayu di kawasan itu, boleh jadi sama tua nya dengan pemanfaatan Selat Malaka yang sejak lama telah menjadi salah satu jalur utama laut; bagi migrasi umat manusia, atau perdagangan komoditas antara bangsa.
Karena berada persis di lintasan strategis tersebut, tidak tertutup kemungkinan bahwa Perupuk dahulu kala sesungguhnya telah dikenal luas dalam 'komunitas internasional' Ia telah menjadi suatu titik penting di manan orang-orang dari banyak negeri dan bangsa bersua.
Dalam kondisi semacam itu, wajar jikalau bandar-bandar tumbuh pada alur-alur pasang surut yang menjadi bak penali antara wilayah laut dengan daratan.
Soal bandar itu, paling tidak itu bisa terindentifikasi dari apa yang masih wujud bak kenang-kenangan dari masa silam. Misalnya, bangunan rumah/pertokoan lama, makam-makam tua, termasuk balay yang sejauh ini diketahui berada pada dua titik lokasi.
Kegunaan sesungguhnya, belum lah persis diketahui. Tapi mungkin ia punya kekhususan tersendiri sebelum Islam yang berintikan ajaran tauhid menjadi jamak menjadi sagu jiwa anak Melayu.**** video/teks: husni/k.tanjong
Tags:
Melayu