Hubungan Unik Islam-Melayu, Seperti Apa?

.
Di kawasan jazirah Timur Tengah,misalnya, orang-perorang agaknya masih dapat dibilang sebagai Bangsa Arab, sekalipun ianya tidak penganut Islam. Tapi berbanding terbalik halnya dengan Melayu.

Islam, menyusul pengenalan,  kemudian diketahui menjadi hal yang melekat erat. Meresam, Ia pun tak ubahnya jatidiri. Hingga jamak dipahami, bahwa sesiapa akan diterima dan diakui awam sebagai Melayu, pabila telah berIslam. Lain tidak.

Di negeri-negeri Melayu itu, adat yang berlaku dalam keseharian, pada penerapannya, haruslah bersendikan syarak yang bersendikan Kitabullah. 

Tiga komponen penting  yang dianggap bak tali berpilin tiga itu  menjadi sagu jiwa anak Melayu dalam mengarungi hidup, penghidupan dan kehidupannya nan kaya adat istiadat.

Sepertinya, tiada seorang jua yang akan selesa jika badan diri dikata tak beradat. Terlebih ungkapan seperti ini: lebih baik mati anak daripada mati adat, kerap terdengar di ranah istiadat Melayu.

JIka mendapat sebutan tak beradat adalah bak berselempang cacat-cela tak berhingga, apatah lagi tak berIslam?

Pabila Anda, termasuk orang yang gusar bila dikata tak beradat, maka kemungkinan Anda  adalah seseorang Melayu, dan/atau dekat dengan perikehidupannya, atau orang yang punya perhatian tersendiri dengan salah suatu komunitas bangsa yang punya banyak puak di seantero jagat raya ini.

Suatu bangsa yang memiliki rumpun bahasa yang dipercakapkan oleh ratusan juta manusia setiap hari. Sungguh suatu bangsa yang besar, bangsa yang para leluhurnya menempatkan adat pada posisi yang dihargakan,

Berabad, hayat adat Melayu bertopang-sendikan ayat pada Kitabullah. Larangan dari ayat berarti pula larangan adat.

Tapi kini, terselip jua sebentuk kekhawatiran yang kian menguat akan terusiknya kemapanan hubungan karib Melayu-Islam itu. Oleh paham-paham yang dikembangkan, yang terejawantahkan melalui aneka produk hukum, bahkan konstitusi dasar sesuatu negara. 

Itu secara halus-halusan. Boleh jadi ada pula yang dipaksakan atau setengah dipaksakan. Bergantung keadaan***


Teks/foto    : k.tanjong
Judul foto   : Para tokoh Melayu pada perhelatan:

Lebih baru Lebih lama