Dalam kondisi saat ini, semua harapan positif tersebut, menurut Sultan, salah satunya dapat dicapai dengan lmemperkokoh persaudaraan, sehingga segenap daya yang dimilki Melayu, khususnya yang berada Sumatera Utara saat ini, dapat menciptakan soliditas dan kekompakan, sehingga langkah-langkah perbaikan nasib Melayu dapat terealisasi lewat kebersamaan.
Mengenai pemanfaatan potensi itu, Tuanku Zainal Arifin mencontohkan kawasan Batubara, yang pada perkembangan yang mutakhir telah menjadi titik penting pertumbuhan perekonomian secara nasional. Pada kondisi semacam itu, menurut Sultan, semestinya masyarakat Melayu tempatan secara umum sudah tidak lagi bermasalah dengan kesejahteraan.
"Hebat ni Batubara ni. Kemudian ada kegiatan pembangunan nasional ada pelabuhan Internasional Kuala Tanjung semua 'kapal bosar' pun bisa merapat, kemudian ada hasilnya aluminium dari sini juga berton-ton. Berarti kalau kita lihat dari segi ini PAD nya luar biasa, tentulah masyarakat Batubara ni sejahtera hidupnya kalau dilihat dari segi itu" Kata Sultan Kualuh dalam sambutan yang disampaikannya, pada Silaturrahim Akbar Melayu yang digelar di Batubara, belum lama ini.
Namun, harapan itu, menurut dia, masih kontras terlebih jika dibandingkan dengan nasib Melayu seperti yang sebelumnya disinggung zuriyat Kedatukan Tanjong, di mana kawasan-kawasan tempat warga Melayu berada, separti pada kawasan pesisir, secara nasional masih dikenal berlabel kantong kemiskinan.
"Kemudian saya tambahkan bahwa Sumatera Utara ini kalau tak salah ada 33 kabupaten/kota, 12 diantara kab/kota itu isinya Melayu. Kita punya potensi, tapi karena tak mau bersatu maka menonton lah kita di negeri sendiri. Itu fakta" Lanjutnya
Untuk itu, Sultan Zainal memandang penting adanya inisiatif untuk menyelenggarakan silaturrahim seperti yang dilakukan di Batubara, yang mana momentum semacam itu dapat menjadi bagian penting memperkuat soliditas, saling mengenal dan berinteraksi satu sama lain secara tatap muka. Apalagi kebiasaan bersilaturrahim, pada dasarnya merupakan bagian dari kultur dan adat istiadat yang tak terlepas dari nafas kehidupan dalam eksistensi Melayu
"Adat istiadat kita jaga silaturahmi kita jaga jangan sesama kita saling tak bercocokan akhirnya orang lain yang menonton bertepuk tangan" papar Sultan Kualuh dihadapan hadirin yang hadir dari berbagai kawasan, bahkan ada yang hadir dari luar Provinsi Sumatera Utara.
Tercatat, selain Sultan Kualauh, pada aktivitas silaturrahim yang digelar di Batubara itu, juga dihadiri oleh Sultan Langkat di wakili Putra Mahkota, Tengku Ariefanda Aziz, Raja Muda Asahan Tengku Iqbal Bustamam, serta sejumlah utusan dari kerajaan, kejuruan dan kedatukan yang eksis di Sumatera Utara. Para pemimpin adat lainnya, yang turut bersilaturrahin berasal dari Simalungun****k.tanjong