Zuriyat Kerajaan Simalungun, Amran Sinaga menilai aktivitas Silaturrahim Akbar masyarakat Melayu yang dilaksanakan di Batubara, merupakan langkah penting dari upaya untuk lebih mengokohkan persaudaraan, baik terhadap sesama warga Melayu maupun dengan masyarakat Simalungun.
Terlebih, ia mengakui adanya hubungan kekerabatan yang sangat dekat antara sejumlah kedatukan di Batubara, Terlebih dalam beberapa tuturan di ketahui bahwa beberapa datuk tersebut, pada masa lalu mengambil istri yang berasal dari Simalungun.
"Oleh karenanya dalam kesempatan ini mari kita bersatu bersilaturahmi bahwa antara Melayu dan Simalungun itu adalah sangat dekat persahabatannya persaudaraannya. Oleh karenanya kami bangga atas itu" Kata Amran Sinaga yang juga Ketua Ikatan Keluarga Islam Simalungun saat memberikan kata sambutan pada Silaturrahim Akbar.
Tidak hanya itu, ia juga mengungkapkan kemungkinan akana adanya gelaran acara silaturrahim yang senada di wilayah Kabupaten Simalungun.
"Terimakasih kami ucapkan kepada semuanya mudah-mudahan seperti ini nanti bisa kami buat di kabupaten Simalungun dan kami undang juga bapak-bapak pada saatnya ke Simalungun" Sebut Amran yang berasal dari keluarga kerajaan yang berada di kawasan Tanah Jawa.
Dalam momentum itu, Mantan Wakil Bupati era JR.Saragih itu menjelaskan sekilas mengenai keberadaan kerajaan-kerajaan yang sempat eksis dan menbentuk peradaban masyarakat di daerahnya.
"Sebelumnya di Simalungun itu ada empat kerajaan, makanya disebut Raja Maropat yang artinya Raja berempat. Pertama marga Sinaga kemudian Saragih,Damanik dan Purba" Terang Amran yang juga menyinggung perihal adanya tindakan kekerasan yang dialami kerajaan Simalungun pada era terjadinya revolusi sosial Tahun 1946. Nasib malang semacam itu juga di alami sejumlah kesultanan, kerajaan hingga kedatukan Melayu yang berjajar di wilayah PantaiTimur Sumatera.
Amran juga menyebut, semasa dirinya berada dalam pemerintahan, sejumlah upaya untuk melestarikan unsur-unsur penting mengenai kesejarahan, telah dilakukan.
"Maka hari ini Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Utara telah mengakui adanya Situs Sejarah itu. Salah satu upaya adalah saya himpun dari 80 Hektare komplek kerajaaan Tanah Jawa itu yang bisa saya buat suratnya lebih kurang 3 setengah Hektare, itupun pada tahun 2024" Jellas Amran Sinaga****k.tanjong