Menyoal Standar Ganda Di Prancis Mengenai Pilihan Berhijab

Standar ganda soal hijab di Prancis

Di Prancis, di mana kebebasan sangat dihargai, ada standar ganda di mana kebebasan ini tidak dilindungi pada tingkat yang sama untuk kelompok tertentu, seperti kaum perempuan Muslim

Apa yang disampaikan Presiden Femyso, sebuah forum organisasi pemuda Muslim di seluruh Eropa itu merupakan pernyataan keras bagi para politisi di negeri Eiffel itu terhadap pilihan menggunakan hijab bagi wanita.

Ia juga mengatakan, jika ada klaim kebebasan, kebebasan ini haruslah universal. 

Tener tampaknya geram dengan sikap mendua yang ditampilkan sejumlah tokoh penting di negeri itu merespon poster mengandung   kampanye penggunaan penutup kepala ala muslimah yang diluncurkan Dewan Eropa belum lama ini.

Slogan pada iklan bergambar itu berbunyi: "Kecantikan ada dalam keberagaman sebagaimana kebebasan ada dalam hijab" serta "Kecantikan ada dalam keberagaman sebagaimana kebebasan ada dalam hijab".

Anehnya, komentar bernada miring terlontar dari politisi terkemuka Prancis. Termasuk para kandidat utama dalam pemilihan presiden tahun mendatang.

Dari pihak sayap kanan, Eric Zemmour, yang namanya terus menanjak dalam jajak pendapat, meskipun belum menyatakan pencalonannya, menyerang. Ia menganggap kampanye itu sebgai upaya mempromosikan "penggunaan cadar bagi warga Eropa".

Lebih parah lagi, Marine Le Pen mencuit: "Saat perempuan melepas cadarnya, mereka menjadi bebas, bukan sebaliknya."

Jika ditilik lebih jauh, apa yang disebut sebagai standar ganda oleh Presiden Femyso itu adalah sebuah ironi, dimana Prancis lah yang menggaungkan semangat Liberte, egalite dan Fraternite berabad lalu.

Terlebih sejauh ini, Negeri Napoleon itu juga menjadi rumah bagi sedikitnya lima juta muslim.yang menjadikan Prancis menjadi tempat bagi komunitas orang Islam di Eropa. 

Disisi lain, integrasi semua kelompok Muslim ke dalam masyarakat Prancis juga telah menjadi isu politik yang semakin menonjol akhir-akhir ini.

Memang, akhirnya poster yang berwujud semangat penghormatan terhadap pilihan berhijab itu, di tarik dari peredaran.

Tapi muncul pertanyaan, apa alasan sesungguhnya dari politisi Prancis yang meluncurkan suara bernada protes itu.Apakah mereka yang tentu punya intelektualitas tinggi tersebut mengalami semacam Islamophobia?

Atau, apakah mereka yang dikenal sebgai pengagung kebebasan, justru mengambil sikap tidak adil dengan membelenggu ekspresi kaum muslim untuk menentukan apa yang diangapnya baik untuk dikenakan sebagai pakaian.

Ah...bisa jadi pula mereka khawatir hijab akan menjadi ancaman langsung bagi paham sekular yang dianut negeri yang dikenal menjadi standar fashion dunia tersebut.****k.tanjong


Lebih baru Lebih lama