Puasa Penghambat Kanker,Infeksi Virus, Hingga Alzheimer

.
Hidup ini soal keseimbangan. Dibutuhkan mekanisme  pengendalian untuk mencapai keadaan setimbang. Di tingkat  sel slah satu mekanisme pengendelian ini adalah dengan  berpuasa. Dalam kondisi berpuasa, mekanisme pengendalian  yang disebut autofagi pun terjadi. Hal terakhir inilah yang  didentifikasi berperanan besar dalam upaya tubuh  mengantisipasi munculnya penyakit-penyakit menakutkan  seperti kanker, infeksi virus dan bakteri,diabetes, hingga Alzheimer.

The Noble Assembly at Karolinska Institutet dalam pers rilisnya  (03/10/2016) menjelaskan bahwa Autofagi berasal dari kata  Yunani: Auto bermakna "Sendiri" (self) dan phagein, bermakna  "memakan" (To Eat), sehingga secara etimologi berarti  "memakan diri sendiri". 

Dengan kata lain, sebuah sel memakan organ-organ tubuhnya  sendiri.  Istilah ini muncul sekitar tahun 1960an. Ketika itu para  peneliti menemukan bahwa sel tubuh dapat menghancurkan  dirinya sendiri atau lebih tepatnya bagian-bagian tertentu dari  tubuhnya,  kemudian mengirimnya ke lisosom sebagai tempat  pencernaan intra sel. 

Namun begitu, selama tiga puluh tehun para peneliti belum  juga menemukan  jawaban yang meyakinkan terkait fenomena  terebut. Titik terang terjadi ketika di awal 1990an, Yoshinori  Ohsumi, ilmuan dari Jepang  mampu menjelaskan mekanisme  autofagi dari hasil risetnya terhadap proses peragian pada roti. 

Atas penemuan ini, Dewan Nobel di Karolinska Institutet  menganugrahinya hadiah nobel bidang fisiologi dan kedokteran  (Nobel Prize in Physiology or Medicine). Penemuan ini penting  karena disfungsi autofagi diduga menjadi penyebab penyakit  seperti kanker, diabetes, alzheimer dan parkinson.Apa itu autfagi dan bagaimana mekanismenya?

Autofagi adalah mekanisme pembongkaran organel-organel sel yang sudah  rusak atau mati dan upaya mendaur-ulan dan peremajaan  kembali. Mekanisme ini terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup  energi untuk mempertahankannya. 

Hal ini terjadi bila tubuh dalam kondisi lapar, tidak mendapat  asupan makanan dan minuman selama kurang lebih antara 8  sampai 21 jam atau lebih. Kondisi ini biasanya terjadi pada  orang yang sedang berpuasa.  Untuk mengatasi rasa lapar di  tingkat seluler ini, maka sel 'memakan' komponen- komponennya sendiri yang dia anggap sudah rusak, tidak baik  atau sudah mati. 

Selain itu, ketika sel menua, tubuh tidak serta merta  membunuhi sel-sel tua itu (apoptosis) dan menggantinya  dengan sel-sel baru secara simultan. Tubuh kita cukup bijak  dalam melakukan regenerasi. Yang dilakukannya hanyalah  mengganti bagian-bagian yang rusak denggan membuat  organel-organel baru untuk menggantikannya. 

Sehingga, mekanisme atufagi sangat penting bagi daur hidup  sel dan menjaganya agar tetap sehat. sampah-sampah seluler  dikumbulkan dan dimakan (didaur ulang) oleh sel itu sendiri. 

Pendek kata, puasa dapat mengaktivasi mekanisme autofagi  yakni mekanisme tubuh dalam melakukan detoksifikasi,  purifikasi, dan peremajaan tubuh di tingkat seluler. 

Begitu pentingnya puasa bagi kesehatan, dunia kedokteran sangat  menganjurkan agar sesorang berpuasa dua atau tiga kali dalam  seminggu selama kurang lebih antara 8 sampai 32 jam dengan  memperbanyak minum air putih. 

Berbagai riset membuktikan bahwa autofagi berperan menekan  pertumbuhan sel tumur. Sementara itu, riset yang sekarang ini  masih terus berlangsung adalah bagaimana gangguan atau  disfungsi autofagi berkaitan dengan kemunculan kanker,  diabetes tipe 2, penyakit infeksi virus dan bakteri, penyakit- penyakit yang disebabkan menurunnya daya tahan tubuh  (imunologis) dan penyakit-penyakit neurogeneratif (menurunnya  fungsi sel safar) karena proses penuaan seperti parkinson dan  alzheimer. 

Dalam Islam, berpuasa disyariatkan tidak makan, minum dab  jimak dari azan subuh sampai azan magrib. Untuk wilayah  Indonesia sekitar 13 jam. Ada juga di beberapa wilayah di muka  bumi, jam puasanya lebih panjang bahkan hingga 21 jam. Jadi  kalau mau sehat, perbanyaklah berpuasa.

Penulis: Abdul Kahar Kongah
ilustrasi: MDPI

Lebih baru Lebih lama