![]() |
Meriam Kuno Di Sekitaran Nenas Siam |
Laporan-laporan tertulis masa kolonial Hindia Belanda pun hanya berupa laporan selintas. Seperti yang dituangkan dalam buku karangan Shadee yang berjudul “Geschiedenis van Sumatra’s Oostkust”
Di sana dinyatakan bahwa pada permulaan kedatangan Belanda ke Sumatera Timur di tahun 1862, wilayah Pagurawan dan Tanjong berada langsung di bawah pengaruh Datuk Lima Puluh dari Batubara.Sedangkan kedatukan yang belakangan disebut itu kemudian tunduk pula kepada Kesultanan Siak, Riau.
Tanpa didukung bukti-bukti sejarah tertulis yang kuat menyangkut Kota Pagurawan, tentu amat disayangkan. Apalagi jika ditilik dari lokasi, tampaknya kawasan itu menjadi salah satu titik penting dalam mata rantai perdagangan di Selat Malaka
Sejauh ini, beberapa informasi mengenai Pagurawan, misalnya yang menyangkut nama kota di bibir pesisir itu, hanya berlandaskan folklore, cerita rakyat belaka.
Kini, Pagurawan berada di Kecamatan Medang Deras, Sumatra Utara. Secara administratif, ia masuk dalam Kelurahan Pangkalan Dodek yang kemudian mekar, dan melahirkan kelurahan Pangkalan Dodek Baru***
Teks/foto: Abdul Kahar Kongah
Judul foto: Benda bersejarah di sekitar Pagurawan
==
Tags:
Melayu